Apa Yang Sebenarnya Di Inginkan Rusia?
Rusia sudah lama menolak langkah Ukraina untuk bergabung bersama institusi Eropa, baik NATO ataupun Uni Eropa. Dilansir dari BBC, inti dari tuntutan Rusia saat ini supaya Barat menjamin Ukraina tidak bergabung dengan NATO, aliansi pertahanan dari 30 negeri.
Ukraina berbatasan dengan Uni Eropa serta Rusia, namun selaku negara sisa pecahan republik Soviet, Ukraina mempunyai jalinan sosial serta budaya yang mendalam dengan Rusia, serta bahasa Rusia digunakan secara luas di situ.
Ketika Ukraina menggulingkan presiden pro- Rusia mereka pada dini 2014, Rusia mencaplok semenanjung Krimea selatan Ukraina serta menunjang separatis yang merebut sebagian besar daerah timur Ukraina. Pemberontak sudah memerangi militer Ukraina semenjak dalam konflik yang sudah merenggut lebih dari 14. 000 nyawa.
Pada bulan Desember, Putin berkata, Rusia lagi mencari jaminan“ yang hendak mengecualikan tiap gerakan NATO lebih lanjut ke arah timur serta penyebaran sistem senjata yang mengecam kita di dekat daerah Rusia”. Putin menawarkan Barat peluang buat ikut serta dalam pembicaraan substantif tentang permasalahan ini, semacam dilansir dari Angkatan laut(AL) Jazeera. Ia meningkatkan kalau Moskow tidak cuma memerlukan jaminan verbal, namun” jaminan hukum”.
Masuknya Ukraina ke dalam aliansi hendak memerlukan persetujuan bundar dari 30 negeri bagian yang membentuk tubuh tersebut. AS serta NATO saat ini sudah menjawab panggilan tersebut. Sedangkan baik Moskow ataupun kekuatan Barat tidak mengumumkan perincian asumsi tersebut. Sudah terbuat jelas kalau tuntutan utama Rusia- Ukraina pada dasarnya dilarang jadi anggota NATO serta janji kalau aliansi tidak hendak tumbuh lebih jauh ke timur sudah menolak.
Kenapa Ukraina?
Putin takut Ukraina yang berarti secara strategis, yang mengetuai sayap barat energi Rusia, berasimilasi ke Barat. Mengutip The Guardian, Putin keberatan dengan kedekatannya yang tumbuh dengan NATO. Ia pula menentang ikatan Kyiv yang tumbuh dengan Uni Eropa. Lebih kurang baik lagi, dari sudut pandangnya, Ukraina merupakan negeri demokrasi, dengan kebebasan berdialog serta media leluasa, yang dengan leluasa memilah para pemimpinnya.
Dalam praktiknya, Rusia tidak menikmati kebebasan semacam itu. Bila mereka menjajaki contoh Ukraina, Putin tidak hendak bertahan lama. Secara lebih luas, Putin merupakan seseorang revisionis nostalgia yang menyangka Ukraina selaku bagian integral dari sejarah Rusia serta kekalahannya selaku simbol kekalahan perang dingin Rusia.
Akankah Ukraina bergabung dengan NATO?
Masih dilansir dari Angkatan laut(AL) Jazeera, Ukraina bukan anggota NATO, namun menginginkannya. Itu dikira selaku mitra aliansi. Saat sebelum dipertimbangkan buat jadi anggota, NATO berkata, Kyiv butuh membasmi momok semacam korupsi.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg pada bulan Desember menolak tuntutan Rusia buat membatalkan komitmen 2008 ke Ukraina kalau negeri itu sesuatu hari hendak jadi anggota. Stoltenberg melaporkan kalau kala saatnya datang buat memikirkan permasalahan ini, Rusia tidak hendak bisa memveto aksesi Ukraina.
Tetapi para analis berkata kalau sekutu NATO, pemimpin Amerika Serikat di antara mereka, enggan buat memperluas jejak militer mereka di daerah tersebut serta berikutnya membahayakan ikatan mereka dengan Moskow.
Sedangkan Menteri Luar Negara AS, Antony Blinken sudah menyuarakan sokongan buat keanggotaan Ukraina di NATO, Presiden Joe Biden lebih ambigu dalam persoalan tersebut.