Adapun sejumlah desa di Kecamatan Nusawungu yang terdampak yakni Desa Klumprit, Karangsembung, Nusawungu, Nusawangkal, Kedungbenda, Banjareja, dan Purwodadi. Sedangkan banjir di Desa Danasri Lor dilaporkan surut dan aman.
“Genangan masih ada bahkan sekarang tinggi, Klumprit, Kedungbenda, sekarang masih ada air yang belum signifikan turun, apalagi sekarang bulan purnama dan ditambah dengan Karangsembung yang berada di tengah-tengah,” ujar Analis Kebencanaan BPBD Cilacap, Gatot Arief Widodo saat dikonfirmasi, Jumat (18/3/2022).
Gatot mengatakan, untuk ketinggian air saat ini yang menggenang di Desa Klumplit dan Kedungbenda sekitar 40 sentimeter di area jalan, dan 20 hingga 30 sentimeter di dalam rumah.
Adapun berdasarkan laporan petugas, jumlah jiwa yang terdampak yakni Desa Klumprit sebanyak 95 kk 380 jiwa, Desa Kedungbenda sebanyak 150 kk 600 jiwa, dan Desa Karangsembung sebanyak 190 kk 760 jiwa.
“Itu menjadi perhatian kita, maka di tiga desa ini kita dirikan dapur umum untuk mendukung logistik masyarakat yang terdampak banjir,” ujarnya.
Untuk dapur umum yang didirikan yakni dua dapur umum di Desa Klumprit dengan produksi 1000 porsi, dan Desa Kedungbenda produksinya sekitar 600-700 porsi setiap kali makan.
“Sejauh ini masih banyak yang bertahan di rumah mereka, namun dukungan logistik kita kirimkan dari dapur umum, diantar ke rumah-rumah,” ujarnya.
Gatot menilai, salah satu sumber masalah banjir di wilayah Nusawungu diperkirakan dengan jebolnya tanggul sungai yang mengalir ke Sungai Ijo yang ada di wilayah Kabupaten Banyumas. Padahal menurutnya itu berada di wilayah lain yaitu BBWS Serayu Bogowonto.
Untuk itu, masyarakat diminta agar mengetahui atau mencatat ketinggian air. Sehingga ke depan jika akan melakukan pembangunan rumah, fondasinya paling tidak dibangun di atas banjir yang sekarang.
Sedangkan untuk titik banjir lain di wilayah Cilacap bagian timur, dan sudah menjadi langganan yakni di wilayah Desa Mujur Lor Kecamatan Kroya. Air juga kerap genangi jalan provinsi, penghubung antara Kabupaten Cilacap dan Banyumas.
“Yang lain, kiriman banjir di wilayah Mujur Lor Kroya banyak membawa sampah kiriman dari wilayah Banyumas, ini yang menjadi persolan kebiasaan masyarakat. akhirnya menutup saluran air atau sungai di wilayah Mujur Kroya,” ujarnya.
Untuk itu, Gatot mendorong agar perubahan tata guna lahan, diharapkan pemilik lahan yang ada di hulu, tidak semaunya mengubah tata guna lahan untuk investasi atau bisnis.
“Karena pastinya yang terdampak adalah wilayah hilir, baik di daerah aliran sungai maupun anak sungai serta daerah irigasi,” katanya.